Saturday, November 17, 2012

Ketika aku meminta mata untuk terus melihat punggungmu, hingga kau hilang di ujung jalan depan rumah.

Ketika aku menyebut namamu dalam setiap doa. Melihat helai per helai rambutmu memutih suatu nanti, dan jemariku selalu merindu untuk terus mengusapnya.

Ketika aku seakan tak perlu menoleh kanan kiri untuk menyebrang, karena kau sudah pasti membuatku merasa aman di mana saja.

Sebuah kepastian yang membuat aku dan kamu terus tertawa dan merasa nyaman selamanya.

Saat aku berpikir kalau aku ini tidak waras, tapi hanya kau yang merasa itu wajar.

Sesuatu yang terselip di jari, kala aku menggenggam tangannya. Harmoni tawa untuk sebuah hal-hal yang tak lucu dilakukan bersama-sama.

Sesuatu yang menahanku untuk tidak berkedip, takut akan kehilangan senyumnya.

Ketika kamu menjadi jawaban yang akan aku pilih berkali-kali, sampai aku mati.

Ketika waktu yang aku harap bisa berhenti kala bersamanya, atau paling tidak melambat seperti daun yang membutuhkan waktu 100 tahun lamanya untuk jatuh ke tanah.

Ketika aku dan kamu, sama-sama ingin mewujudkan, apa-apa yang kita inginkan.
Ketika kau ingim sekali memasukkan suara tawanya dalam botol dan bisa kau dengar sewaktu-waktu kalau kau gundah. Kau hafal derit langkahnya.

Ketika kau menangis, dan aku yang terluka. Keinginan bahwa wajahnya-lah yang akan kaku lihat terakhir sebelum tidur dan yang pertama ada saat aku membuka mata.

Pengetahuanmu yang terlalu dalam tentangku dan keingintahuanku yang terlalu besar tentangmu.

Kenangan-kenangan bahagia bersamanya yang ingin kau ulang setiap hari dan akan selalu kau ciptakan kenangan baru untuk terus terulang lagi.

Merk lem terkuat yang akan merekatkan kau dan dia selamanya. Bejana waktu, yang ingin selalu kau isi dengan senyum dan tawa bersamanya.


Itu Cinta. 


{Sadgenic}

No comments:

Post a Comment